Kamis, 29 September 2011

Hatta : kampus harus menjadi pusat kabangkitan ekonomi nasional

Jakarta - Perguruan tinggi di Indonesia ke depan diarahkan untuk mengemban tiga fungsi sekaligus, yakni sebagai lembaga pengajaran, universitas riset, dan bentang peradaban. Harapannya, kualitas kegiatan penelitian di tanah air terus meningkat sehingga berkontribusi pada percepatan pembangunan menuju bangsa maju.

Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, pemerintah mendorong perguruan tinggi agar memberikan perhatian makin besar pada pengembangan kewirausahaan berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi. Karena itu pemerintah mendukung pengembangan science park dan techno-park, serta technology incubator di berbagai perguruan tinggi.

"Kita bersyukur, beberapa upaya itu telah menuai hasil yang cukup signifikan," kata Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) ini. Beberapa perguruan tinggi, lanjutnya, telah memiliki science park maupun technology park. Cukup banyak pula perguruan tinggi yang memiliki technology incubator dan menggulirkan program pengembangan kewirausahaan berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi.

Berbagai prestasi itu telah menjadikan empat perguruan tinggi , yaitu UI, UGM, ITB dan Unair berhasil memasuki kelompok 500 universitas terbaik di dunia sejak 2009. Di tahun 2010, tujuh perguruan tinggi masuk kelompok 200 universitas terbaik di Asia. Ketujuh perguruan tinggi itu adalah UI, UGM, Unair, ITB, Unpad, IPB, dan UNDip.

Pada lingkup yang lebih luas, peringkat daya saing Indonesia naik signifikan dari peringkat ke 54 di tahun 2009 menjadi peringkat 44 di 2010 menurut Global Competitiveness Report 2010-2011. Kenaikan yang signifikan itu ditopang pula oleh ranking kemitraan universitas-industri Indonesia yang cukup tinggi, yaitu berada di peringkat 26 dari 139 negara.

Tantangan selanjutnya, kata Hatta, meningkatkan sinergi antara perguruan tinggi dengan industri. Supaya memperbesar volume kontrak riset pada bidang yang berorientasi peningkatan produktivitas dan daya saing industri. Sebab selama ini banyak hasil riset perguruan tinggi yang mengendap dan tidak digunakan oleh kalangan industri.

"Ini tantangan kita untuk meningkatkan link and match antara kegiatan penelitian di perguruan tinggi dan lembaga penelitian dengan industri," ujar menteri yang juga dikenal sebagai 'Mister Pukul Tujuh Tet' ini.

Di tengah anggaran penelitian yang masih terbatas, perlu ditingkatkan porsi belanja penelitian di kalangan bisnis dan dunia usaha yang harus makin besar bila dibandingkan dengan belanja pemerintah. "Kita harapakan mencapai kisaran 50 persen dari anggaran pemerintah untuk penelitian yang tahun ini jumlahnya Rp 10 triliun," kata Hatta. ( detik.com )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar