Senin, 26 September 2011

arti komunikasi

Tiga Konseptualisasi Komunikasi

Sebagaimana dikemukakan John r. Wenburg dan William W. Wilmot juga Kenneth K. sereno dan Edward M. Bodaken, setidaknya ada tiga kerangka pemahaman mengenai komunikasi, yakni komunikasi sebagai tindakan satu arah, komunikasi sebagai interaksi, dan komunikasi sebagai transaksi.

Komunikasi sebagai tindakan satu arah
Pemahaman komunikasi sebagai proses searah sebenarnya kurang sesuai bila diterapkan pada komunikasi publik yang tidak melibatkan tanya jawab dan komunikasi massa. Pemahaman komunikasi sebagai proses searah ini oleh Michael Burgoon disebut sebagai definisi berorientasi sumber. Definisi seperti inin mengisyaratkan komunikasi sebagai semua kegiatan yang secara sengaja dilakukan seseorang untuk menyampaikan rangsangan untuk membangkitkan respons orang lain. Dalam konteks ini komunikasi dianggap suatu tindakan yang disengaja untuk menyampaikan pesan demi memenuhi kebutuhan komunikator seperti menjelaskan sesuatu. Definisi-definisi yang demikian mengabaikan komunikasi yang tidak disengaja, seperti pesan yang tidak direncanakan yang terkandung dalam nada suara atau ekspresi wajah, atau isyarat lain yang spontan. Definisi-definisi berorientasi sumber ini juga mengabaikan sifat prosesual interaksi memberi dan menerima yang menimbulkan pengaruh timbale balik antara pembicara dan pendengar. Pendek kata, konseptualisasi komunikasi sebagai tindakan satu arah menyoroti penyampaian pesan yang efektif dan mengisyaratkan bahwa semua kegiatan komunikasi bersifat persuasif.

Berdasarkan definisi Lasswell ini dapat diturunkan lima unsure komunikasi yang saling bergantung satu sama lain, yaitu :
1. Sumber (source), seiring disebut juga pengirim (sender), penyandi(encoder), komunikator (commjunicator), pembicara(speaker) atau originator. Sumber adalah pihak yag berinisiatif atau mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi. Sumber boleh jadi seorang individu, kelompok, organisasi , perusahaan, atau bahkan suatu Negara.
2. Pesan, yaitu apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima. Pesan merupakan seperangkat simbola verbal dan atau noverbal yang mewakili perasaan baik ucapan ataupun tulisan.
3. saluran atau media, yakni alat atau wahana yang digunakan sumber untuk menyampaikan pesannya kepada penerima. Saluran boleh jadi merajuk pada bentuk pesan yang disampaikan kepada penerima, apakah saluran verbal atau saluran nonverbal.
4. Penerima(Receiver) sering juga disebut sasaran atau tujuan (destination, komunikate (communiatee), penyandi balik(decoder) atau khalayak (audience), pendengar (listener), penafsir (interpreter), yakni orang yang menerima pesan dari sumber .
5. efek, yaitu apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima pesan tersebut, misalnya penambahan pengetahuan (dari tidak tahu menjadi tahu), terhibur, perubahan sikap (dari tidak setuju menjadi setuju), perubahan perilaku (dari tidak bersedia memblei menjadi bersedia membeli), atau dari tidak mau memilih parpol tertentu menjadi mau memilihnya dalam pemilu dan sebagainya.

Komunikasi sebagai interaksi
Pandangan ini menyeterakan komunikasi dengan suatu proses sebab akibat atau reaksi yang arahnya bergantian. Seseorang menyampaikan pesan, baik verbal atau nonverbal, seorang penerima bereaksi dengan memberi jawaban verbal atau menganggukkan kepala, kemudian orang pertama bereaksi lagi setelah menerima respons atau umpan balik dari orang kedua, dan begitu seterusnya. Pokoknya masing-masing dari kedua pihak berfungsi secara berbeda, bila yang satu sebagai pengirim, maka yang satunya lagi sebagai penerima. Begitu pula sebaliknya.
Komunikasi sebagai interaksi dipandang sedikit lebih dinamis daripada komunikasi sebagai tindakan satu arah. Namun pandangan kedua ini masih membedakan para peserta sebagai pengirim dan penerima pesan, karena itu masih tetap berorientasi sumber meskipun kedua peran tersebut dianggap bergantian. Jadi pada dasarnya proses interaksi yang berlangsung juga masih bersifat mekanis dan statis.
Salah satu unsur yang dapat ditambahkajn pada konseptualisasi ini adalah umpan balik(feed back), yakni apa yang disampaikan penerima pesan kepada sumber pesan yang sekaligus digunakan sumber pesan sebagai petunjuk mengenai efektivitas pesan yang ia sampaikan sebelumnya : apakah dapat diterima, dapat dimengerti, dan sebagainya, sehingga berdasarkan umpan balik itu, sumber dapat mengubah pesan selanjutnya, kalau perlu, agar sesuai dengan tujuannya. Tidak semua respons penerima adalah umpan balik. Suatu pesan disebut umpan balik bila hal itu merupakan respons terhadap pesan pengirim dan bila mempengaruhi perilaku selanjutnya pengiri.

Komunikasi sebagai transaksi
Dalam kont3eks ini komunikasi adalah suatu proses personal karena makna atau pemahaman yang kita peroleh pada dasarnya bersifat pribadi. Kelebihan koseptualisasi komunikasi sebagai transaksi adalah bahwa komunikasi tersebut tidak mebatasi kita pada komunikasi tersebut tidak membatasi kita pada komunikasi yang disengaja atau respons yang dapat diamati. Artinya komunikasi terjadi apakah para pelakunya menyengajanya atau tidak, dan bahkan meskipun menghasilkan respons yang tidak dapat diamati.
Dalam komunikasi transaksional, komunikasi dianggap telah berlangsung bila seseorang telah enafsirkaperilaku orang lain, baik perilaku verbal ataupun perilaku nonverbalya. Pemahaman ini mirip dengan definisi berorientasi penerima seperti yang dikemukakan burgoon, yag menekankan variabel-variabel yag berbeda, yakni penerima dan makna pesan bagi penerima hanya saja penerimaan pesan itu juga berlangsung dua arah, bukan satu arah.

Konteks-konteks Komunikasi

Komunikasi tidak berlangsung dalam suatu ruang hampa social, melainkan dalam suatu konteks tertentu. Secara luas konteks ini mempunyai arti semua factor di luar orang-orang yang berkomunikasi yang terdiri dari : pertama, aspek bersifat fisik seperti iklim, cuaca, suhu udara, bentuk ruangan, warna dinding, penataan tempat duduk, dan lain-lain. Kedua , aspek psikologis, seperti: sikap, kecenderungan , prasangka, dan emosi para peserta komunikasi. Ketiga, aspek social, seperti : norma kelompok, nilai social, dan karakteristik budaya dan keempat aspek waktu, yakni kapan berkomunikasi9hari apa, jam berapa, siang, sore, malam).
Banyak pakar komunikasi mengklasifikasikan komunikasi berdasarkan konteksnya. Sebagaimana juga definisi komunikasi, konteks komunikasi ini di uraikan secara berlainan.
Indikator paling umum untuk mengklasifikasikan komunikasi berdasarkan konteksnya adalah jumlah peserta yang terlibat dalam komunikasi. Maka dikenallah : komunikasi intrapribadi, komunikasi diadik, komunikasi antarpribadi, komunikasi kecil, komunikasi public, komunikasi organisasi, dan komunikasi massa.
Komunikasi massa melibatkan banyak komunikator, berlangsung melalui system bermedia dengan jarak fisik yang rendah(artinya jauh), memungkinkan penggunaan satu atau dua saluran inderawi (penglihatan, pendengaran), dan biasanya tidak memungkinkan umpan balik segera. Sebaliknya, komunikasi antarpribadi melibatkan sejumlah komunikator yang relative kecil, berlangsung dengan jarak fisik yang dekat, bertatap muka, memungkinkan jumlah maksimum saluran inderawi, dan memungkinkan umpan balik segera. Sebaliknya, komunikasi antar pribadi melibatkan sejumlah komunikator yang relative kecil, berlangsung dengan jarak fisik yang dekat, bertatap muka, memungkinkan jumlah maksimum saluran inderawi, dan memungkinkan feedback atau umpan balik segera. Komunikasi kelompok-kecil, public,dan organisasi berada diantara kedua kategori komunikasi tersebut menyangkut keempat karakteristiknya : misalnya komunikasi organisasi lazimnya melibatkan lebih banyak komunikator dari pada komunikasi public namun lebih sedikit komunikator dari pada komunikasi massa.
Terdapat perbedaan antara komunikasi massa dengan tingkat-tingkat komunikasi sebelumnya, khususnya komunikasi antarpribadi, para pesertanya dapat mengontrol topic pembicaraan , dalam komunikasi massa : komunikator (produser pesan) mengontrol topic, pelanggan yang menginginkan topic yang lain harus mengubah sumber informasi, dengan melanggani Koran , mendengarkann siaran radio dan lain-lain. Komunikasi antar pribadi para peserta dapat menekankan pesan dengan mengulang pesan atau dengan tekanan verbal atau non verbal tertentu atau saling bertanya, namun dalam komunikasi massa keluwesan tersebut sangatv terbatas kalaupun bukan berarti tidak ada sama sekali. Dalam beberapa kasus , pembaca surat kabar, pendengar radio , atau pemirsa TV bias saja menyampaikan umpan balik secara langsung, namun tetap saja tidak lengkap, karena umpan balik bersifat non verbal( seperti ekspresi wajah dan bahasa tubuhnya) dari si pemberi umpan balik sering tidak tertangkap oleh sumber pesan.
Kategorisasi berdasarkan tingkat (level) paling lazim digunakan untuk melihat konteks komunikasi (peserta yang sedikit hingga banyak), dan ada empat tingkat komunikasi yang disepakati para pakar : Komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi, komunikasi massa, serta komunikasi intrapribadi, komunikasi diadik (komunikasi dua orang), dan komunikasi public yang ditambahkan pakar-pakar yang lain.
KOMUNIKASI INTERAPRIBADI
Komunikasi Interapribadi adalah komunikasi dengan diri sendiri(baik sadar atau tidak sadar). Contohnya berpikir. Komunikasi interapribadi ini inheren dalam komunikasi dua orang, tiga orang dan seterusnya.


KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI
Komunikasi antar pribadi adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal maupun non verbal. Kedekatan hubungan pihak – pihak yang berkomunikasi akan tercemin pada jenis-jenis pesan atau pesan nonverbal mereka. Seperti sentuhan, tatapan mata yang ekspresif dan jarak fisik yang dekat. Komunikasi antar pribadi sangat potensial untuk mempengaruhi atau membujuk orang lain, karena kita dapat mempergunakan kelima indera kita untuk mempertinggi daya bujuk pesan yang kita komunikasikan kepadanya. Pada kenyataanya model komunikasi ini membuat manusia merasa lebih akrab dengan sesamanya berbeda denga komunikasi lewat media massa atau televisi atau email maupun telekonferensi yang membuat manusia merasa lebih terasing.
KOMUNIKASI KELOMPOK
Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama, yang berinteraksi satu dengan yang lainnya untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut. Kelompok ini misalnya adalah keluarga, tetangga atau kawan-kawan terdekat. Dengan demikian komunikasi kelompok biasanya merujuk pada komunikasi yang dilakukan oleh kelompok kecil tersebut ( small group communication ).
KOMUNIKASI PUBLIK
Adalah komunikasi antara seorang pembicara dengan sejumlah besar orang (khalayak) yang tidak bisa dikenali satu persatu. Komunikasi demikian sering juga disebut pidato, ceramah, atau kuliah (umum)Komunikasi publik biasanya berlangsung lebih formal karena menuntut persiapan pesan yang cermat keberanian dan kemampuan menghadapi banyak orang. Tidak seperti komunikasi antar pribadi yang menuntut dua belah pihak aktif, komunikasi publik cenderung pasif oleh salah satu pihak (pendengar).
Ciri-ciri komunikasi publik adalah : Terjadi di tempat umum (publik), misalnya di auditorium, kelas, tempat ibadah, dan lain-lain; merupakan peristiwa soaial yang biasanya telah direncanakan; Terdapat agenda; beberapa orng yang ditunjuk menjalankan fungsi khusus seperti perkenalan,dll.

KOMUNIKASI ORGANISASI
Suatu komunikasi yang terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal maupun informal, dan berlangsung dalam suatu jaringan yang lebih besar daripada komunikasi kelompok, komunikasi formal adalah komunikasi menurut struktur organisasi, sedangkan komunikasi informal tidak bergantung pada struktur organisasi seperti komunikasi antar sejawat juga termasuk gosip.

KOMUNIKASI MASSA
Adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak maupun atau elektronik yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah orang besar yang tersebar di banyak tempat, anonim dan heterogen. Pewsan-pesannya bersifat umum, disampaikan secara tepat, serentak dan selintas.

Konteks-konteks Komunikasi lainnya:
Kriteria komunikasi lain dapat dirancang berdasarkan kriteria tertentu, misalnya berdasarnya keterlibatan tekhnologi dalam komunikasi Marry B. Cassata dan Molefi K.Asante Sbb:
Antar Pribadi Massa Medio, Komunikator, Pesan, Saluran, Khalayak, Umpan balik, Kontak, Contoh Independen, Pribadi/terbatas, Vokal, Individu atau kel.kecil, Segera, Primer, Diskusi, keluarga Organisasi kompleks, Umum, Elektronik dan cetak, Massa, Tertunda, Sekunder, Berita, TV Individu/organisasi, Pribadi/terbatas, Vokal dan elektronik, Individu kel.kecil/massa, Segera atau tertunda, Primer atau sekunder, Telepon

Menurut Blake dan Haroldsen, telepon dapat diklasifikasikan sebagai komunikasi medio yang terletak diantara komunikasi tatap muka dan komunikasi massa. Last but not least, konteks komunikasi dapat diklasifikasikan berdasarkan bidang, kejuruan atau kekhususan, sehingga menjadi komunikasi politik, kesehatan, pertanian, bisnis, instruksional, komunikasi pembangunan dan komunikasi antar budaya. Komunikasi antar galaxy memang belum masuk ke dalam disiplin ilmu komunikasi, namun boleh jadi kita akan bisa berkomunikasi dengan makhluk luar angkasa kelak. Pada kenyataannya pada tanggal 8 april 1960 upaya pertama dibuat untuk bisa berkomunikasi dengan maklhuk luar angkasa sebagai bagian dari proyek ozma yang dikelola oleh Frank Drake di west virginia dan pioneer 10 diluncurkan pada tanggal 3maret 1972

Tidak ada komentar:

Posting Komentar